Laporan Alkalintas

Sabtu, 19 November 2011


I. PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Sebagian besar dari permukaan bumi kita tertutup oleh air, air yang ada di permukaan bumi kita ini memiliki kegunaan masing-masing. Baik itu untuk konsumsi maupun untuk budidaya. Baik itu untuk konsumsi maupun untuk budidaya, air mesti memenuhi syarat-syarat tertentu yang dinamakan tingkat kualitas air. Kualitas air merupakan aspek yang sangat penting untuk diperhatikan dan dijaga agar dapat dimanfaatkan dengan baik, oleh kita maupun oleh generasi kita kedepan. Khusunya untuk usaha budidaya, kualitas air suatu perairan sangatlah menentukan keberhasilan budidaya itu sendiri. Karena hal ini secara langsung berhubungan dengan organisme yang dibudidaya. Salah satu parameter kualitas air yang sangat berperan dalam usaha budidaya itu sendiri yakni alkalinitas. Alkalinitas merupakan kuantitas anion dalam perairan yang dapat menetralkan kation hidrogen sehingga tingkat keasaman suatu perairan dapat dinetralisir Alkalinitas selain berhubungan dengan pH air tentunya sangat berpengaruh pada tingkat produktivitas perairan.
Alkalinitas adalah kapasitas air untuk menetralkan tambahan asam tanpa penurunan nilai pH larutan. Sama halnya dengan larutan buffer, alkalinitas merupakan pertahanan air terhadap pengasaman. Alkalinitas adalah hasil reaksi-reaksi terpisah dalam larutan hingga merupakan sebuah analisa “makro” yang menggabungkan beberapa reaksi. Alkalinitas dalam air disebabkan oleh ion-ion karbonat (CO32- ), bikarbonat (HCO3- ), hidroksida (OH-) dan  borat (BO33-), fosfat (PO43-),    dan sebagainya.
Alkalinitas adalah salah satu dari parameter kimia dalam perairan. Parameter ini dapat mempengaruhi keadaan dan kualitas dari perairan itu sendiri, sehinga setiap orang yang ingin membudidayakan ikan harus mengetahui masalah alkalinitas. Maka dari itu praktikum alkalinitas ini dilakukan.
1.2  Tujuan dan Kegunaan
            Tujuan dari praktikum limnologi tentang alkalinitas yaitu agar mahasiswa dapat mengetahui cara menentukan alkalinitas dalam perairan serta mengetahui cara perhitungan alkalinitas. Sedangkan kegunaanya adalah untuk menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa dalam menentukan alkalinitas dalam perairan.

II. TINJAUAN  PUSTAKA
2.1  Sumber Alkalinitas Dalam Perairan
Jumlah basa yang ada di air didefinisikan apa yang disebut alkalinitas. Basa umum yang ditemukan di kolam ikan meliputi karbonat, bikarbonat, hidroksida dan pospat. Karbonat dan bikarbonat adalah komponen alkalinitas yang paling umum dan paling penting. Alkalinitas diukur dengan jumlah asam (ion hydrogen) air yang dapat terabsorp (buffer) sebelum mencapai pH yang ditunjukkan.
Total alkalinitas dinyatakan sebagai mg/l atau ppm calsium carbonat (mg/l atau ppm CaCO3) (http://www.indonesianaquaculture.com/showthread.php/51-Interaksi-pH-CO2-Alkalinitas-amp-Hardness).
Alkalinitas adalah kapasitas air untuk menetralkan tambahan asam tanpa penurunan nilai PH larutan. Alkanitas merupakan hasil dari reaksi-reaksi dalam larutan sehingga merupakan sebuah analisa “makro” yang menggabungkan beberapa reaksi. Alkalinitas dalam air disebabkan oleh ion-ion karbonat (CO), bikarbonat (HCO), hidroksida (OH-) dan juga borat (BO), forfat (PO), silikat dan sebagainya. Dalam air sifat alkalinitas sebagian besar disebabkan oleh adanya bikarbonat (HCO) dan sisanya oleh karbonat (CO) dan hidroksida (OH-) (http://smk3ae.worpress.com/2008/09/05/setelah-belajar-tentang-alkalinity).
Alkalinitas merupakan kapasitas penyangga (buffer capacity) terhadap pH perairan yang terdiri atas anion-anion seperti anion bikarbonat (HCO3-), karbonat (CO32-) dan hidroksida (OH-). Borat (H2BO3-), silikat (HSiO3-), fosfat (HPO42- dan H2PO4-) sulfide (HS-) dan amonia (NH3) dalam perairan yang dapat menetralkan kation hydrogen. Namun pembentuk alkalnitas yang utama adalah bikarbonat, karbonat dan hidroksida (http//kadar alkalinitas perairan.blogspot.com).
2.2 Manfaat Alkalinitas Dalam Perairan
Alkalinitas berperan dalam menentukan kemampuan air untuk mendukung pertumbuhan alga dan kehidupan air lainnya, hal ini dikarenakan pengaruh system buffer dari alkalinitas dan alkalinitas berfungsi sebagai reservoir untuk karbon organic. Sehingga alkalinitas diukur sebagai faktor kesuburan air. (http://id.wikipedia.org/wiki/Alkalinitas.)
Unsur-unsur alkalinitas (karbonat dan bikarbonat) juga dapat bertindak sebagai buffer (penyangga) pH. Dalam kondisi basa ion bikarbonat akan membentuk ion karbonat dan melepaskan ion hidrogen yang bersifat asam, sehingga keadaan menjadi netral. Sebaliknya bila kedaan terlalu asam, ion karbonat dalam air akan mengalami hidrolisa menjadi ion bikarbonat dan melepaskan hidrogen oksida yang bersifat basa, sehingga kedaan menjadi netral (Kordi, 2007).
2.3  Hubungan Alkalinitas Dengan Parameter Lain
Di air yang beralkalinitas sedang hingga tinggi (kapasitas bufferingnya bagus) dan level hardness yang serupa, pHnya netral atau agak basa (7.0 hingga 8.3) dan fluktuasinya tak besar. Jumlah CO2 yang lebih tinggi (yakni asam karbonat) atau asam-asam lainnya diperlukan untuk menurunkan pH karena lebih basa untuk menetralisir atau buffer asam. Hubungan antara alkalinitas, pH dan angka (faktor) yang terkait pH dan suhu air yang terukur dikalikan dengan nilai alkalinitas yang terukur (mg/l sebagai CaCO3).
Basa berkaitan dengan reaksi alkalinitas dengan menetralisir asam. Karbonat dan bikarbonat dapat bereaksi baik dengan asam maupun basa dan buffer (meminimalkan) perubahan pH. pH dari air berbuffer kuat biasanya berfluktuasi antara 6,5 dan 9. di perairan dengan alkalinitas rendah, pH dapat sangat rendah yang membahayakan (CO2 dan asam karbonat dari respirasi) atau level tinggi yang membahayakan (fotosintesa yang cepat) Fitoplankton sangat mikroskopis atau hampir mikroskopis merupakan tanaman air yang sangat berpengaruh terhadap sebagian besar oksigen (fotosintesa) dan produktifitas primer di kolam. Dengan menstabilkan pH pada atau diatas 6.5, alkalinitas meningkatkan produktifitas fitoplankton (kesuburan kolam) dengan meningkatkan ketersediaan nutrient (konsentrasi pospat terlarut).
Alkalinitas pada atau diatas 20 mg/l menahan CO2 dan meningkatkan konsentrasi yang tersedia untuk fotosintesa. Karena fitoplankton menggunakan CO2 dalam fotosintesa, pH air kolam meningkat karena asam karbonat (yakni CO2) terbuang. Dan juga, fitoplankton dan tanaman lainnya dapat mengambil bikarbonat (HCO3) untuk membentuk CO2 untuk fotosintesa, dan melepaskan carbonat (CO32- ):
2HCO3- + fitoplankton →CO2 (fotosintesa) + CO32- + H2O
CO32- + H2O →HCO3- + OH- (basa kuat)
pH tinggi juga dapat dipandang sebagai penurunan ion hydrogen (H-+):
CO32- + H-+→ HCO32- atau
HCO32- + H-+→H2O + CO2
Karbonat yang dilepaskan yang dirubah dari bikarbonat oleh tanaman hidup dapat mengakibatkan pH naik secara dramatis (diatas 9) selama periode fotosintesa yang cepat oleh bloom fitoplankton (alga) yang padat. Naiknya pH dapat terjadi di air beralkalinitas rendah (20-50 mg/l) atau di air yang alkalinitas bicarbonatnya sedang hingga tinggi (75-200 mg/l) yang mempunyai hardness kurang dari 25 mg/l. Alkalinitas bikarbonat yang tinggi di air ‘lunak’ dihasilkan dari sodium dan potassium carbonat yang lebih mudah larut daripada karbonat calsium dan magnesium yang menyebabkan hardness. Jika terdapat calsium, magnesium dan fotosintesa yang menghasilkan carbonat ketika pH lebih besar dari 8.3 membentuk limestone. Kolam dengan alkalinitas dibawah 20 mg//l biasanya tak mampu menopang blooming fitoplankton dan pH meningkat drastis(http://www.indonesianaquaculture.com/showthread.php/51-Interaksi-pH-CO2-Alkalinitas-amp-Hardness).
Alkalinitas merupakan konsentrasi total dari unsur basa yang terkandung dalam air dan biasa dinyatakan dalam mg/liter atau setara dengan kalsium karbonat (CaCO3). Dikatakan bahwa alkalinitas dalam air tawar sangat berperan penting karena alkalinitas tidak hanya berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan plankton, tapi juga mempengaruhi parameter-parameter lainnya (http//ideiyanhariini.blogspot.com/2009/05/alkalinitas.html).
Konsentrasi total alkalinitas sangat erat hubungannya dengan konsentrasi total ksadahan air. Di lahan, umumnya total alkalintas mempunyai konsentrasi yang sama dengan total kesadahan air. Hal ini disebabkan karena kesadahan atau yang disebut juga sebgai konsentrasi ion-ion logam bervalensi 2 seperti Ca2+ dan Mg2+ dipasok dalam jumlah yang sama dari lapisan tanah dengan HCO3- dan CO22- yang merupakan unsur pembentuk total alkalinitas (Kordi, 2007). 
2.4  Dampak Dan Penanggulangan Alkalinitas Dalam Perairan
Air dengan alkalinitas tinggi (pH tinggi) jarang dijumpai. Dalam akuakultur, penggunaan kolam semen baru memang akan menyebabkan pH meningkat, sehingga untuk pengoperasian kolam semen diperlukan tindakan pengisian air dan pengurasan berulang-ulang sebelum kolam semen siap digunakan untuk budidaya.
Pemberian kapur (lime= kalsium hidroksida) ditujukan untuk meningkatkan pH. Kapur juga berperan sebagai desinfektan. Pemberian kapur yang berlebihan atau aliran air yang kurang baik dapat berakibat alkalinitas air tinggi dan dapat berakibat fatal bagi ikan (Irianto, 2005).
Alkanitas yang rendah diperairan dapat diatas dengan pengapuran dengan doses 5 ppm. Jenis kapur yang digunakan disesuaikan kondisi PH air sehingga pengaruh pengapuran tidak membuat pH tinggi. Jenis kapur yang baik digunakan adalah Ca (OH)2 diaplikasikan untuk menaikkan alkanitas sekaligus menaikkan PH air (http://www.trobos.com/).
Kandungan alkalinitas yang rendah, akan berdampak negatif pada produktifitas suatu organisme seperti akan mempengaruhi kesehatan dan pertumbuhan untuk kelangsungan hidupnya serta akan memepengaruhi kuantitas kadar parameter lainya diantaranya CO2, pH dan parameter lainya. penyebab yang mempengaruhi terjadinya penurunan pH salah satunya yaitu terhadap bahan organik dimana  akibat pH yang kurang stabil maka konsentrasi total alkalinitas juga akan terpengaruh. Hal ini disebabkan karena pada keadaan asam banyak tersedia ion hidrogen bebas yang kemudian hidrogen bebas tersebut akan membentuk senyawa asam dengan mengikat basa-basa bebas seperti karbonat maupun bikarbonat yang merupakan unsur pembentuk total alkalinitas air, akibatnya menurunkan konsentrasi total alkalinitas (Gurina, 2008).
2.5 Kadar Alkalinitas Yang Baik Untuk Budidaya
Alkalinitas merupakan kesuburan suatu kolam berdasarkan banyaknya kandungan senyawa karbonat dan bikarbonat (CaCO3) dalam air media pemeliharaan. Kandungan karbonat dan bikarbonat yang baik untuk kolam yang produktif adalah 30-200 mg/L perairan yang mempunyai nilai alkalinitas yang tinggit idak disukai oleh organisme akauatik. Karena diikuti dengan kenaikan kadar garam natrium yang tinggi atau kesudahan yang tinggi. (http//hobikan.blogspot.com/2008/09/alkalinitas-alk-pada-kolam-ikan-gurame-htm)
Alkalinitas secara umum menunjukkan konsentrasi basa atau bahan yang mampu menetralisir kemasamaan dalam air. Secara khusus, alkalinitas sering disebut sebagai besaran yang menunjukkan kapasitas pem-bufffer-an dari ion bikarbonat, dan sampai tahap tertentu ion karbonat dan hidroksida dalam air. Ketiga ion tersebut di dalam air akan bereaksi dengan ion hidrogen sehingga menurunkan kemasaman dan menaikan pH.  Alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mg/l) kalsium karbonat (CaCO3).  Air dengan kandungan kalsium karbonat lebih dari 100 ppm disebut sebagai alkalin, sedangkan air dengan kandungan kurang dari 100 ppm disebut sebagai lunak atau tingkat alkalinitas sedang. Pada umumnya lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas diatas 20 ppm. (http://www.o-fish.com/parameter_air.htm).

III. METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum mata kuliah Limnologi tentang Alkalinitas dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 11 November 2011, mulai pukul 13.30 WITA sampai selesai, bertempat di Laboratorium Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu.
1.2    Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan pada praktikum alkalinitas dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 1. Alat beserta fungsinya
No.
Alat
Fungsi
1.
Pipet tetes
Mengambil cairan dalam jumlah tertentu mau pun takaran bebas
2.
Pipet skala
Mengambil cairan dengan volume tertentu
3.
pH Meter
Mengukur pH dalam air
4.
Termometer
Mengukur suhu dalam air
5.
Gelas ukur
Mengukur volume larutan dengan tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tnggi dalam jumlah tertentu
6.
Bola karet (karet penghisap)
Membantu menghisap dan mengeluarkan cairan dari dalam pipet skala
7.
Labu erlenmeyer
Menampung larutan dengan volume tertentu
Bahan yang digunakan dalam praktikum alkalinitas adalah  Larutan indikator  PP (Penophtalein), Larutan indikator  MO (Methyl Orange), larutan peniter  H2SO4 dan tisu.
3.3  Prosedur Kerja
3.3.1 Prosedur Kerja Alkalinitas
Prosedur kerja tentang pengukuran alkalinitas air adalah sebagai berikut :
1.    Mengambil air sampel 100 ml dan memberikan 5 tetes PP. apabila  tidak berwarna, maka tidak ada PP alkalinitas. Menambahkan MO (Metil Orange). Melakukan dengan langkah berikut, menitrasi dengan larutan H2SO4 ­dari warna kuning sampai warna orange. Kemudian menghitung larutan H2SO4 yang digunakan (M).
2.    Apabila berwarna, maka langsung mentitrasi dengan larutan H2SO4 sampai berwarna kuning. Lalu menghitung larutan H2SO4 yang digunakan (P).
3.    Memasukkan MO (Metil Orange), lalu menitrasi dengan larutan H2SO4 sampai warna orange. Menghitung larutan H2SO4 yang digunakan (B).
3.3.2 Prosedur Kerja Pengukuran Suhu
Prosedur pengukuran suhu air akuarium dengan menggunakan termometer adalah sebagai berikut :
1.    Mengambil termometer dan memasukannya kedalam air hingga termometer berada dibawah permukaan air.
2.    Mengamati skala perubahan suhu pada termometer lalu mencatatnya.

3.3.3 Prosedur Kerja Pengukuran pH
Prosedur pengukuran pH air dalam akuarium dengan menggunakan pH-meter adalah sebagai berikut :
1.    Mengambil alat pH-meter, membuka penutup membran pHnya, menekan tombol untuk mengaktifkan alatnya.
2.    Memasukan alat pH-meter kedalam air sampai batas tertentu.
3.    Mengamati nilai pH air pada monitor pH-meter, lalu mencatatnya.
3.4    Analisa Data
Adapun analisa data dari praktikum alkalinitas adalah sebagai berikut :
 Perhitungan :
(M atau P + B) (N) (50) (1000) mg/l  CaCO3
V



 
PP  Alkalinity      =  mg/l CaCO3
      Total Alkalinity  =                              
Keterangan   :         P     =   volume peniter (H2SO4 ml)
                               B    =   volume peniter (H2SO4 ml)
                               N    =   normalitas peniter (H2SO4  0,02 ml)
                               V    =   volume air sampel
                                 50   =   berat molekul CaCO3
                              1000   =  jumlah liter ke mililiter




IV  HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan hasil pengukuran alkalinitas pada air sampel akuarium A dan B didapat hasil rata-rata sebagai berikut :


 









Gambar 1. Rata – rata PP Alkalinitas pada akuarium A dan B.  


 









Gambar 2. Rata – rata Total Alkalinitas pada akuarium A dan B.  
                                                                                             
4.2  Pembahasan
4.2.1 Perbandingan Alkalinitas Hasil Pengamatan Dengan Kadar Optimal
Hasil yang diperoleh di Laboratorium bahwa air sampel pada akuarium A oleh kelompok 2 memiliki alkalinitas mencapai 14 mg/l CaCO3, pada kelompok 3 alkalinitas mencapai 9,5 mg/l CaCO3, pada kelompok 6 alkalinitas mencapai 14 mg/l CaCO3 dengan nilai rata-rata hasil alkalinitas sebesar 12,5 mg/l CaCO3, sedangkan pada air sampel akuarium B oleh kelompok 1 alkalinitas mencapai 10 mg/l CaCO3, pada kelompok 4 alkalinitas mencapai 41,1 mg/l CaCO3, pada kelompok 5 alkalinitas mencapai 50 mg/lCaCO3 dengan nilai rata-rata hasil alkalinitas sebesar 33,7 mg/l CaCO3 .
          Selain itu total alkalinitas pada air sampel akuarium A oleh kelompok 2 sebesar 26 mg/l CaCO3, pada kelompok 3 sebesar 36,5 mg/l CaCO3, pada kelompok 6 sebesar 25 mg/lCaCO3 dengan nilai rata-rata total alkalinitas sebesar 29,16 mg/l CaCO3. Sedangkan total alkalinitas pada air sampel akuarium B oleh kelompok 1 sebesar  60 mg/l CaCO3, pada kelompok 4 sebesar 82 mg/l CaCO3, pada kelompok 5 sebesar 80 mg/lCaCO3 dengan nilai rata-rata total alkalinitas sebesar 74 mg/l CaCO3. Perairan yang memiliki kandungan kalsium karbonat lebih dari 100 ppm itu berarti mengandung Alkalinitas yang baik. Sedangkan perairan yang kurang kalsium karbonat dari 100 ppm ini menunjukkan tingkat Alkalinitasnya sedang (http://www.o-fish.com/parameter_air.htm).
Alkalinitas pada akuarium A dan B dikatakan baik karena pH yang meningkat masih dapat ditoleransi oleh organisme yang hidup didalamnya. pada umumnya kondisi yang baik untuk kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas diatas 20 ppm / mg/l CaCO3 (http://www.o-fish.com/parameter_air.htm).
4.2.2 Perbandingan Alkalinitas akuarium A Dan B
Alkalinitas pada akuarium A dan B memiliki perbandingan yang cukup menonjol seperti yang ditampilkan pada gambar hasil PP alkalinitas dan Total alkalinitas. Pada akuarium A memiliki alkalinitas yang rendah dibandingkan alkalinitas pada akuarium B. Penyelidikan terjadinya perbandingan ini disebabkan adanya organisme yang hidup pada kedua akuarium tersebut. Pada akurium A terdapat ikan lele dumbo sedangkan pada akurium B terdapat ikan nila berukuran sedang. Pergerakan atau aktivitas ikan didalam kedua akuarium juga berbeda, dimana ikan lele kurang aktif melakukan aktivitas dalam akuarium sedangkan ikan nila dalam akuarium B begitu aktif dalam akuarium. Aktivitas kedua ikan ini dalam akuarium yang berbeda juga berpengaruh pada meningkatnya CO2 dalam air karena proses respirasi yang menyebabkan pH air pada akuarium menurun sehingga alkalinitas pada kedua akuarium juga berbeda.
Kondisi air dalam akuarium yang juga mulai kurang baik karena terpengaruh oleh adanya zat sisa dari hasil metabolisme ikan yang hidup didalamnya. hal ini juga mempengaruhi alkalinitas dalam akuarium. Gusrina, (2008), menyatakan bahwa diantara penyebab yang mempengaruhi terjadinya penurunan pH salah satunya yaitu terhadap bahan organik dimana  akibat pH yang kurang stabil maka konsentrasi total alkalinitas juga akan terpengaruh. Hal ini disebabkan karena pada keadaan asam banyak tersedia ion hidrogen bebas yang kemudian hidrogen bebas tersebut akan membentuk senyawa asam dengan mengikat basa-basa bebas seperti karbonat maupun bikarbonat yang merupakan unsur pembentuk total alkalinitas air, akibatnya menurunkan konsentrasi total alkalinitas.
Selain itu waktu penempatan ikan dalam akuarium berbeda waktu. Ikan nila ditaruh dalam akuarium B telah ada dua hari lebih lama dibandingkan ikan lele pada akuarium A. Faktor ukuran, jenis ikan yang hidup dalam akuarium dan perbedaan waktu penempatan kedua jenis ikan itu juga menjadi penyebab perbedaan alkalinitas air dalam akuarium.
4.2.3 Hubungan Alkalinitas Dengan Parameter Lain
Dari hasil praktikum yang dilakukan dapat diketahui pH mempengaruhi alkalinitas. pH merupakan faktor intensitas, alkalinitas merupakan faktor kapasitas, dimana kapasitas itu merupakan kapasitas air tersebut untuk menetralkan asam. Oleh karena itu dengan penambahan alkalinitas lebih banyak dibutuhkan untuk mencegah supaya air itu tidak menjadi asam. Dalam kebanyakan air alami alkalinitas disebabkan oleh adanya HCO3- dan sedikit oleh adanya CO32- dan air dengan alkalinitas tinggi mempunyai konsentrasi karbon organik yang tinggi. Dalam media dengan pH rendah, ion hydrogen dalam air mengurangi alkalinitas.
Air yang mengandung total alkalinitas yang tinggi, maka kandungan CO2 yang berada di air itu juga besar dibandingkan dengan air yang memiliki alkalinitas rendah. Air yang memiliki alkalinitas rendah mempunyai daya tangkap (buffer) yang kurang. Oleh sebab itu, pada umumnya lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai atau kadar alkalinitas diatas 20 ppm/ mg/l CaCO3 (http://www.o-fish.com/parameter_air.htm).
Alkalinitas menyediakan kapasitas menyangga (buffer) yang dibutuhkan untuk melindungi ikan yang dibudidayakan secara intensif melawan goyangan lebar pH air yang akan terjadi dikarenakan respirasi ikan. Semakin tinggi konsentrasi ion Hakan semakin rendah konsentrasi ion OH dan pH > 7, maka perairan bersifat alkalis (basa)(Kordi, 2007).

V.  KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan mengenai alkalinitas pada air sampel pada akuarium A dan B, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1.    Rata-rata PP alkalinitas pada akuarium A sebesar 12,5 mg/lCaCO3 dan pada akuarium B sebesar 33,7 mg/lCaCO3,  sedangkan total alkalinitas pada akuarium A sebesar 29,16 dan pada akuarium B sebesar 74 mg/lCaCO3.        
2.    Adanya ikan lele pada akuarium A dan ikan nila pada akuarium B juga mempengaruhi perbedaan alkalinitas.
3.    Alkalinitas berpengaruh dengan tinggi rendahnya pH dalam perairan.
4.    Alkalinitas juga mempunyai kemampuan untuk menetralkan kadar asam dalam perairan.
5.    Ketersediaan ion basa bikarbonat (HCO3) dan karbonat (CO32-) merupakan parameter total alkalinitas dalam perairan.
5.2 Saran
Sebagai praktikan saya menyarankan praktikum ini lebih khususnya praktikum tentang alkalinitas dapat diterapkan dilapangan mengingat alkalinitas ini merupakan salah satu parameter yang sangat menunjang bagi keberlangsungan usaha budidaya.



DAFTAR PUSTAKA
Gusrina, 2008. Budidaya Ikan Jilid I. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta

Http://Smk3ae.Worpress.Com/2008/09/05/Setelah-Belajar-Tentang-Alkalinity diakses pada tanggal 14 november 2011 pukul 17.10 WITA).

Http://Id.Wikipedia.Org/Wiki/Alkalinitas diakses pada tanggal 14 november 2011 jam 17.00 WITA).


Http//hobikan.blogspot.com/2008/09/alkalinitas-alkalinitas-pada-kolam-ikan-gurame-htm diakses pada tanggal 14 november 2011 pukul 17.12 WITA)

Http//ideiyanhariini.blogspot.com/2009/05/alkalinitas.html. diakses tanggal 13 November 2011 pukul 15.30 WITA)

Http//kadar alkalinitas perairan.blogspot.com). diakses tanggal 12 november 2011 pukul 15.00 WITA)

Http://Www.O-Fish.Com/Parameter_Air.Htm diakses pada tanggal 14 november 2011 pukul 17.00 witta).

Http://my.opera.com/russadyRJ/blog/2010/05/03/manajemen-kualitas-Diakses Pada Tanggal 14 November 2011 Pukul 20.00 WITA.

Http://www.trobos.com/). Alkalinitas air. Diakses Pada Tanggal14 November 2011 Pukul 21.00 WITA.

Irianto, A. 2005. Patologi Ikan Teleostei. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Kordi, K.M.G.H. 2007. Kualitas air Untuk Budidaya Udang Windu. PT. Perca Jakarta.

Kordi, K.M.G.H. 2007. Meramu Pakan Untuk Ikan Karnivor. CV. Aneka Ilmu, Semarang.


TABEL HASIL PERHITUNGAN ALKALINITAS
Tabel 1. Perhitungan data-data kelompok adalah sebagai berikut :
No
Sampel

Volume Sampel
(ml)
Peniter
PP Alkalinitas
(mg/L)
Total

(mg/L)
Suhu
pH
P
(ml)
B
(ml)
M
(ml)
1.
I.b
100

1
5
6
10
60
26
8,8
2.
II.a
100

0,7
0,6
1,3
17
26
26
8,1
3.
III.a

100

0,95
2,7
3,65
9,5
36,5
26
8,5
4.
IV.b
100

7,3
0,9
8,2
41,1
82
26
8,6
5.
V b
100

5
3
8
50
80
26
8,6
6.
VI a
100

0,7
0,55
1,25
14
25
26
8,4
           
            Analisa data pengukuran alkalinitas tiap-tiap kelompok pada akuarium A dan B adalah sebagai berikut :
1.      Kelompok I B
PP alkalinity           =  mg/l CaCO3


(1) (0,02) (50) (1000)
100
 
 

=                                              mg/l CaCO3


=  10 mg/l CaCO3

Total alkalinity      =  mg/l CaCO3
(6) (0,02) (50) (1000)
100
 
                                
                                    =                                              mg/l CaCO3

                                
                                    =  60 mg/l CaCO3


2.      Kelompok II A

PP alkalinity           =  mg/l CaCO3


(0,7) (0,02) (50) (1000)
100
 
 

=                                              mg/l CaCO3

                                   
                                    = 14 mg/l CaCO3

      Total alkalinity       =  mg/l CaCO3


(1,3) (0,02) (50) (1000)
100
 
 

=                                              mg/l CaCO3


= 26 mg/l CaCO3

3.      Kelompok III A

PP alkalinity           =  mg/l CaCO3


(0,95) (0,02) (50) (1000)
100
 
 

=                                              mg/l CaCO3


= 9,5 mg/l CaCO3

Total alkalinity       =  mg/l CaCO3
(3,65) (0,02) (50) (1000)
100
 
                             
                              =                                              mg/l CaCO3

                          
                              = 36,5 mg/l CaCO3









 

4.      Kelompok IV B

PP alkalinity           =  mg/l CaCO3


(7,3) (0,02) (50) (1000)
100
 
 

=                                              mg/l CaCO3


= 41,1 mg/l CaCO3


Total alkalinity       =  mg/l CaCO3
(8,2) (0,02) (50) (1000)
50
 
                                
                                    =                                              mg/l CaCO3
                                
                                
                                    = 82 mg/l CaCO3


5.        Kelompok V B
PP alkalinity          =  mg/l CaCO3


(5) (0,02) (50) (1000)
100
 
 

=                                              mg/l CaCO3


= 50 mg/l CaCO3

Total alkalinity       =  mg/l CaCO3


(8) (0,02) (50) (1000)
100
 
 

=                                              mg/l CaCO3


= 80 mg/l CaCO3







6.        Kelompok VI A

PP alkalinity          =  mg/l CaCO3


(0,7) (0,02) (50) (1000)
100
 
 

=                                              mg/l CaCO3


= 17 mg/l CaCO3

Total alkalinity       =  mg/l CaCO3


(1,25) (0,02) (50) (1000)
100
 
 

   =                                                mg/l CaCO3


= 25 mg/l CaCO3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar